Khutbah Wida'

Wahai seluruh manusia, dengarlah apa yang hendak aku katakan ini, kerana aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kalian semua selepas tahun ini di tempat wukuf ini..

(1) Larangan membunuh jiwa dan mengambil harta orang lain tanpa alasan yang hak

Wahai seluruh manusia! Sesungguhnya darah kalian dan harta kekayaan kalian merupakan kemuliaan (haram diambil oleh orang lain) bagi kalian semua, sebagaimana mulianya hari ini, di bulan yang mulia ini dan di negeri yang mulia ini..

Kita menyaksikan pada hari ini betapa nyawa dan harta umat Islam tidak lagi menjadi satu kemuliaan sebagaimana yang Rasulullah pesankan. Berapa ramai dari umat Islam yang berbunuhan dan merompak harta sesama sendiri dan yang paling buruk, berapa ramai dari pemimpin umat Islam yang membunuh dan merampas harta benda rakyatnya sendiri. Siapa tidak tahu akan pembunuhan demi pembunuhan yang dilakukan oleh pemimpin rejim Uzbekistan, Pakistan, Afghanistan, Mesir, Turki, Palestin, Arab Saudi dan banyak lagi ke atas rakyatnya? Mereka mengerahkan polis dan tentera mereka untuk memerangi dan membunuh kaum Muslimin yang tidak sehaluan dengan mereka, khususnya dari kalangan gerakan Islam. Lihatlah pula bagaimana harta kita semua dirampas oleh pemerintah dengan mengenakan pelbagai jenis cukai, tol, bayaran pendidikan, kesihatan dan banyak lagi. Minyak, gas asli dan bermacam-macam hasil bumi yang menjadi milik kita dirampas dan dikaut oleh pemerintah dengan selahapnya. Kemuliaan darah dan harta umat Islam sudah tidak lagi wujud setelah Islam tidak diterapkan.

(2) Kewajiban meninggalkan tradisi dan amalan Jahiliyah; pembunuhan dan riba

Ketahuilah sesungguhnya segala tradisi Jahiliyah mulai hari ini tidak boleh dipakai lagi. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkara kemanusiaan (seperti pembunuhan, dendam dan lain-lain) yang telah terjadi di masa Jahiliyah, semuanya batal dan tidak boleh berlaku lagi. (Sebagai contoh) hari ini aku menyatakan pembatalan pembunuhan balas atas terbunuhnya Ibnu Rabi’ah bin Haris yang terjadi pada masa Jahiliyah dahulu. Transaksi riba yang dilakukan pada masa Jahiliyah juga tidak boleh berlaku lagi sejak hari ini. Transaksi yang aku nyatakan tidak berlaku lagi adalah transaksi riba Abbas bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya seluruh transaksi riba itu semuanya batal dan tidak akan (haram) berlaku lagi..

Sejak sistem pemerintahan sekular diterapkan, riba sudah menjadi teras ekonomi dalam sesebuah negara. Para pemimpin sekular ini menerapkan sistem riba tanpa rasa berdosa dan takut kepada Allah sedikit pun. Sebahagian besar umat Islam juga terlibat dengan riba tanpa sedikit pun merasa bersalah dengan keharaman yang mereka lakukan, seolah-olah riba ini suatu yang halal dan sah-sah sahaja untuk diambil. Mereka langsung tidak menghiraukan ancaman Allah di dalam Al-Quran dan ancaman Rasul tentang seksa dan azab yang pedih yang akan mereka terima atas muamalat riba yang mereka masuki, malah mereka senantiasa mencari dalih untuk mengatakan perbuatan mereka adalah halal!

(3) Berwaspada dengan gangguan syaitan dan kewajipan menjaga agama

Wahai seluruh manusia, sesungguhnya syaitan itu telah berputus asa untuk dapat disembah oleh manusia di negeri ini, akan tetapi syaitan itu masih terus berusaha (untuk mengganggu kalian) dengan cara yang lain. Syaitan akan merasa puas jika kalian semua melakukan perbuatan yang tercela. Oleh kerana itu hendaklah kalian menjaga agama kalian dengan baik..

(4) Larangan mengharamkan apa yang dihalalkan dan sebaliknya

Wahai seluruh manusia! Sesungguhnya merubah-rubah bulan suci itu akan menambah kekafiran. Dengan cara itulah orang-orang kafir menjadi sesat. Pada tahun yang satu mereka langgar dan pada tahun yang lain mereka sucikan untuk disesuaikan dengan hitungan yang telah ditetapkan kesuciannya oleh Allah. Kemudian kalian menghalalkan apa yang telah diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang telah dihalalkanNya. Sesungguhnya zaman akan terus berputar, seperti keadaan berputarnya pada waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun adalah dua belas bulan. Empat bulan di antaranya adalah bulan-bulan suci. Tiga bulan berturut-turut (yakni) Dzul Qa’idah, Dzul Hijjah, dan Muharram. Bulan Rajab adalah bulan antara bulan Jumadil Akhir dan bulan Sya’ban..

Sesungguhnya persoalan halal dan haram adalah di tangan Allah dan hal ini telah pun jelas. Namun ternyata pada hari ini terdapat manusia, khususnya pemerintah yang menghalalkan apa yang Allah haramkan dan sebaliknya. Lihatlah sahaja akan hukum kufur yang diterapkan ke atas kita, baik dalam hal uqubat mahupun muamalat, para pemimpin telah ‘menghalalkan’ hukum kufur ini ke atas kita semua, dan mereka ‘mengharamkan’ hukum Allah dari diterapkan ke atas kita. Mereka kekalkan sempadan negara yang dicipta penjajah dan melabelkan ‘haram’ ke atas umat Islam yang ingin masuk ke negara mereka. Mereka ‘haramkan’ tentera dari berjihad untuk melawan puak kuffar yang secara terang-terangan membunuh umat Islam di serata dunia. Kuasa untuk ‘membuat’ undang-undang ada di tangan mereka, dan ternyata mereka telah membuat undang-undang yang menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan.

(5) Kewajiban memuliakan wanita (isteri)

Takutlah kepada Allah dalam bersikap kepada kaum wanita, kerana kalian telah mengambil mereka (menjadi isteri) dengan amanah Allah dan kehormatan mereka telah dihalalkan bagi kalian semua dengan nama Allah. Sesungguhnya kalian mempunyai kewajiban terhadap isteri-isteri kalian dan isteri kalian mempunyai kewajiban terhadap diri kalian. Kewajiban mereka terhadap kalian adalah mereka tidak boleh memberi izin masuk orang yang tidak kalian suka ke dalam rumah kalian. Jika mereka melakukan hal demikian, maka pukullah mereka dengan pukulan yang tidak mencederakan. Sedangkan kewajiban kalian terhadap mereka adalah memberi nafkah dan pakaian yang baik kepada mereka. Maka perhatikanlah perkataanku ini wahai seluruh manusia, sesungguhnya aku telah menyampaikannya..

(6) Kewajiban berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah

Aku tinggalkan dua perkara bagi kalian, jika kalian berpegang teguh dengan apa yang aku tinggalkan itu, maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya (yakni) Kitabullah (Al-Quran) dan Sunnah NabiNya (Al-Hadis)..

Merupakan satu fakta yang tidak dapat dimungkiri lagi bahawa pemerintah sekarang ini sudah tidak lagi berpegang teguh dengan Al-Quran dan Sunnah. Malah mereka telah mencampakkan Kitabullah dan Sunnah RasulNya dari urusan pemerintahan. Hukum-hukum yang terdapat di dalam Al-Quran langsung tidak dipandang, malah jika ada gerakan Islam yang ingin menegakkannya, ini pun dihalang habis-habisan oleh pemerintah yang zalim ini. Qisas, hudud, ta’zir, mukhalafat, muamalat, dakwah dan jihad sudah tidak ada dalam kamus hidup pemerintah ini, malah jika ada golongan yang ingin menegakkannya, maka mereka akan dianggap ekstrem, radikal dan pengganas. Pemerintah ini benar-benar menjadi musuh Islam, walaupun mereka mendakwa diri mereka Muslim.

7) Kewajiban taat kepada pemimpin, siapa pun dia selama masih berpegang teguh kepada Al-Qur’an

Wahai seluruh manusia! Dengarlah dan taatlah kalian kepada pemimpin kalian, walaupun kalian dipimpin oleh seorang hamba dari negeri Habsyah yang berhidung kemek, selama mana dia tetap menjalankan ajaran Kitabullah ke atas kalian semua..

Rasulullah SAW telah menyatakan dengan tegas bahawa kita wajib taat kepada pemimpin, tidak kira dari bangsa apa dan bagaimana rupa paras serta warna kulitnya sekalipun. Ini bermakna, Islam langsung tidak mengenal konsep negara-bangsa yang mana pemerintah sebuah negara mestilah berasal dari negara tersebut. Dan Rasulullah telah meletakkan ‘syarat ketaatan’ kepada pemimpin adalah apabila dan selagi mana pemimpin tersebut menjalankan hukum-hukum Al-Quran. Justeru, tidak ada ketaatan kepada pemimpin yang memerintah dengan hukum selain Al-Quran, tidak kiralah sama ada dia dari bangsa Arab, Melayu, Afrika, Cina atau apa sekalipun.

(8) Kewajiban berbuat baik kepada hamba sahaya

Bersikap baiklah terhadap hamba sahaya. Berikanlah makan kepada mereka dengan apa yang kalian makan dan berikanlah pakaian kepada mereka dengan pakaian yang kalian pakai. Jika mereka melakukan sesuatu kesalahan yang tidak dapat kalian maafkan, maka juallah hamba sahaya tersebut dan janganlah kalian menyeksa mereka..

(9) Umat Islam adalah bersaudara satu dengan yang lain

Wahai seluruh manusia! Dengarkanlah perkataanku ini dan perhatikanlah. Ketahuilah oleh kalian bahawa setiap Muslim itu adalah saudara bagi Muslim yang lain dan semua kaum Muslimin itu adalah bersaudara. Seseorang tidak dibenarkan mengambil sesuatu milik saudaranya kecuali dengan senang hati yang telah diberikannya dengan senang hati. Oleh sebab itu janganlah kalian menganiaya diri kalian sendiri..

(10) Kewajiban menyampaikan khutbah Rasulullah SAW kepada yang lain

Ya Allah! Sudahkah aku menyampaikan pesan ini kepada mereka? Kalian semua akan menemui Allah, maka setelah pemergian aku nanti janganlah kalian menjadi sesat seperti sebahagian kalian memukul tengkuk sebahagian yang lain. Hendaklah mereka yang hadir dan mendengar khutbah ini menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir. Mungkin nanti orang yang mendengar berita tentang khutbah ini lebih memahami daripada mereka yang mendengar langsung pada hari ini. Kalau kalian semua nanti akan ditanya tentang aku, maka apakah yang akan kalian katakan? Semua yang hadir menjawab, ‘Kami bersaksi bahawa engkau telah menyampaikan tentang keRasulanmu, engkau telah menunaikan amanah dan telah memberikan nasihat’. Sambil menunjuk ke langit, Rasulullah SAW kemudian bersabda, ‘Ya Allah! Saksikanlah pernyataan mereka ini. Ya Allah! Saksikanlah pernyataan mereka ini. Ya Allah! Saksikanlah pernyataan mereka ini. Ya Allah! Saksikanlah pernyataan mereka ini” [HR Bukhari dan Muslim].

Wahai kaum Muslimin! Para jemaah haji yang berkumpul di padang Arafah kini tidak lagi dapat mendengar ucapan pemimpin agung umat manusia ini. Sesungguhnya Rasulullah SAW telah pergi meninggalkan kita, namun ingatlah bahawa Sunnah baginda masih tetap ada dan kekal hingga ke hari ini. Kita memang tidak boleh memilih untuk hidup bersama insan agung ini kerana Allah jualah yang Maha Kuasa menentukannya, namun kita boleh memilih sama ada untuk terus hidup bersama Sunnah baginda atau pun meninggalkannya. Hari ini, para pemimpin umat Islam telah memilih untuk meninggalkan Sunnah baginda SAW, dan mereka sesungguhnya telah memilih jalan menuju azab Allah. Mereka telah menguburkan Sunnah Rasulullah dan hati mereka telah menjadi keras dengan Islam. Maka apakah kita mahu mengikut jejak langkah para pemimpin ini, atau kita mahu memilih jalan untuk menukar para pemimpin ini dengan seorang pemimpin yang akan menerapkan Kitabullah dan Sunnah RasulNya, yakni seorang Khalifah yang akan memerintah ala minhaj nubuwwah (mengikut jalan kenabian)?

Artikel Berkaitan



0 Teguran:

Post a Comment

 
© Hak Cipta Terpelihara 2011 [:: AlmansuQie ::]
Template : AlmansuQie~GreenBlue
Designed By : AlmansuQie™

Paparan Lebih Kemas Dengan Firefox